POTENSI PENCEMARAN AIRTANAH ASIN DI SELATAN WILAYAH DKI JAKARTA

POTENSI PENCEMARAN AIRTANAH ASIN DI SELATAN WILAYAH DKI JAKARTA

23/05/2013
Lecturer: Abdurrachman Asseggaf

.

  • Orientasi pembangunan komplek permukiman di selatan wilayah DKI Jakarta pada periode 1992-1997 menyebabkan peningkatan kegiatan pemboran airtanah dalam untuk memenuhi kebutuhan airbersih. Pada wilayah ini airbersih (tidak asin) dapat diperoleh dalam Endapan Kuarter yang dibentuk oleh Kipas Aluvium dan Endapan Sungai (Turkandi, dkk., 1992) yang terletak tidak selaras di atas batuan sedimen Tersier. Ketebalan endapan Kuarter di sekitar Parung - Depok berkisar 12 - 41 meter (Warsito, 1985) dan makin tebal ke arah Cibinong (timur). Singkapan batuan sedimen dijumpai di daerah Serpong - Cisadane dari Formasi Serpong, Genteng dan Bojongmanik, daerah Ciseeng - Bogor dengan Formasi Serpong dan Klapanunggal, daerah Bulak Kulon Depok bagian selatan berupa Formasi Bojongmanik dan sungai Cikeas - Cileungsi singkapannya adalah Formasi Klapanunggal dan Jatiluhur.
  • Munculnya mataair di selatan daerah Parung - Depok - Cileungsi dan Bogor mempunyai kadar khlorida (Cl) 5 - 526 mgr/liter (Takhmat, 1995), dan sumur bor dangkal atau sumur gali 11 - 52 mgr/liter (IWACO-WASSECO & DPU 1989). Sumur bor artesis dengan kedalaman 250 meter (INDEC & DPU, 1987) mempunyai variasi kadar khlorida (Cl) 14 - 32 mgr/liter untuk daerah Pondok Gede dan Parungbadak, sedangkan daerah Serpong kadarnya 264 - 494 mgr/liter.
  • Salah satu pemboran airtanah pada awal tahun 1999 dengan kedalaman kurang dari 200 meter yang terletak di tenggara daerah Parung mempunyai data fisik elevasi 105 meter (dml), suhu 45° - 52°C dan air mengalir dengan sendirinya (Flowing well) hingga mencapai ketinggian 10-12 meter (dmts), serta kadar ion kimiawi untuk Natrium (Na) > 6000 mgr/liter. Magnesium (Mg) > 450 mgr/liter. Bikarbonat (HCO3) > 3900 mgr/liter dan Khlorida (Cl) > 9000 mgr/liter.
  • Melihat adanya potensi airtanah asin di selatan wilayah DKI Jakarta, maka dibutuhkan suatu usaha bersama dari Pemda dan Lembaga terkait untuk memberi penjelasan kepada pengusaha, masyarakat dan perusahaan pemboran airtanah mengenai keberadaan airtanah dan tingginya potensi pencemaran airtanah (artesis) asin pada akifer-akifer yang berada di atasnya karena mempunyai hydraulic head lebih rendah.