STUDI HIDROGEOLOGI DAN HIDROKIMIA GENESA MATAAIR PANAS PADA AKIFER BATUAN SEDIMEN JAWA BARAT

STUDI HIDROGEOLOGI DAN HIDROKIMIA GENESA MATAAIR PANAS PADA AKIFER BATUAN SEDIMEN JAWA BARAT

23/05/2013
Lecturer: Abdurrachman Asseggaf

.

Kehadiran mataair panas umumnya berhubungan dengan aktivitas vulkanik. Hal yang menarik, di beberapa daerah tanpa aktivitas volkanik, seperti pada sistem akifer batuan sedimen, dapat ditemukan mataair panas. Untuk mendapatkangambaran dan karakter lebih baik, suatu studi pada sifat fisik dan kimia mataai panas telah dilaksanakan, dengan mengambil 5 contoh mataair terpilih: 1 mataair panas dari Ciseeng-Parung (Cs) dan 4 mataair panas dari Palimanan-Cirebon (Pl). Mataair panas Ciseeng bertemperatur 48°C dan Palimanan bertemperatur 38-59°C muncul dari sistem akifer batugamping.

Analisis karakter kimia/fisik mataair panas di akifer sedimen mengidentifikasi 2 tipe air panas: tipe klorida (Pl 1, Pl 2, Pl 3, dan Cs 1) dan tipe sulfat-klorida (Pl 4) yang keduanya ditandai oleh kadar garam tinggi dan pH netral. Air panas Palimanan mempunyai konsentrasi klorida dan bikarbonat yang tinggi sebagai penciri air formasi dan air meteorik, sedangkan sulfat tinggi mencirikan naiknya gas magmatik. Analisis unsur boron dan fluor menunjukkan percampuran air meteorik dan air formasi. Air panas Ciseeng menunjukkan klorida tinggi sebagai penciri adanya sistem aliran airtanah bersifat regional.

Berdasarkan sifat kimia/fisik, pola aliran airtanah, dan kedalaman/temperatur sumber panas diperoleh beberapa kesimpulan: (1). Asal air panas adalah kombinasi air formasi dan air meteorik seperti pada air panas Palimanan atau air panas yang bersirkulasi jauh/dalam seperti pada air panas Ciseeng; (2). Air pada akifer batuan sedimen bersirkulasi diakibatkan oleh kendali geologi berupa struktur maupun stratigrafi; (3). Pengayaan kimia air panas berhubungan dengan jebakan hidrokarbon dan naiknya gas magmatik ke permukaan melalui sesar-sesar yang memotong lapisan batuan sedimen.