AIRTANAH KAWASAN JAKARTA DAN SEKITARNYA

AIRTANAH KAWASAN JAKARTA DAN SEKITARNYA

23/05/2013
Lecturer: Abdurrachman Asseggaf

.

Peruntukan lahan untuk kepentingan pembangunan/ekonomi mengurangi wilayah resapan alami. Demikian pula dengan terbatasnya kewenangan wilayah sejak Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane meliputi wilayah administrasi Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi. Karenanya kendala tersebut di atas menjadikan masalah pengelolaan sumberdaya air/banjir semakin pelik.Banyak usaha Pemerintah DKI yang sedang dan akan dilakukan untuk mengatasi masalah sumberdaya air/banjir. Normalisasi sungai-sungai dan waduk/situ, pembuatan: banjir kanal, polder; penyiapan RUTRW, kampanye sumur resapan, sistem peringatan dini terhadap banjir; ataupun koordinasi dengan wilayah administrasi terkait seperti: Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

Working with nature merupakan refleksi dari pengalaman manusia dalam mengeksploitasi sumberdaya alam. Eksploitasi sumber daya alam tanpa memahami penyebaran dan proses-prosesnya yang tidak dapat dibatasi secara administrasi sering menjadi masalah/bencana di kemudian hari. Pendekatan soft engineering yang lebih mengakomodasikan proses-proses alami menjadi alternatif di dunia dalam pemecahan masalah. Data tahun 2001 airtanah bebas pada Endapan Kipas Aluvial Bogor (Qva) daerah selatan wilayah DKI Jakarta (Tabel 1) mempunyai kedalaman muka airtanah 10,94-27,50 m (Tabel 1) dari muka tanah setempat (Dinas Pertambangan DKI Jakarta dan USAKTL 2001). Sebagai contoh lokasi PDAM Pasar Rebo kedalaman muka airtanahnya 10,94 m (mts) dan Senayan-3 27,50 m (mts).