Penentuan Peta Sebaran Potensi CBM – GBM (Sweet Spot Area) Di Daerah Bukit Asam Sumatera Selatan

Penentuan Peta Sebaran Potensi CBM – GBM (Sweet Spot Area) Di Daerah Bukit Asam Sumatera Selatan

23/05/2013
Lecturer: Abdurrachman Asseggaf

.

Masa kejayaan energi fosil khususnya minyak dan gas bumi telah menurun, maka sebagai alternatifnya adalah usaha peningkatan penelitian terhadap energi gas metana batubara yang dikenal dengan istilah CBM atau Coal Bed Methane. Dalam wilayah NKRI terdapat cadangan batubara yang tersebar di beberapa kepulauan, terutama Pulau Sumatera dan Kalimantan. Salah satu yang menjadi pusat studi adalah lapangan batubara di Bukit Asam Sumatera Selatan, terutama wilayah yang telah mempunyai data – data studi untuk lapangan minyak seperti data ; seismik,  pemboran dan hasil analisisnya. Energi gas metana batubara yang memberikan prospek cukup baik karena cadangan batubara dalam wilayah Kepulauan indonesia cukup besar, dan diperkirakan ada kurang lebih 65,4 x 109 ton (ESDM,2007) yang didalamnya akan terdapat CBM dengan kisaran 10% dalam rekahan (cleat atau micropore) hingga 90% dalam struktur batubara (macropore).

Gas metana batubara dapat diperoleh dalam cadangan batubara yang diawali dengan produksi air formasi untuk mengeluarkan gasnya, ekonomis atau tidaknya suatu cadangan CBM tergantung pada :

            1).  Besaran kandungan gasnya dan rank batubara,

            2).  Besaran porositas dan permeabilitas lapisan batubara,

3). Kedalaman reservoir gas metana batubara dapat mempengaruhi keekonomiannya.

Dalam daerah kajian lapangan Bukit Asam terdapat 6 (enam) lapisan batubara pada Formasi Muara Enim. Hasil analisis geofisika dan pengolahan data di daerah penelitian, diketahui pada area “sweet spot” lapisan batubara mempunyai beberapa parameter, yaitu :

            1). Kisaran kedalaman ekonomis gas metana batubara (250 – 1000 m),

            2). Kisaran ketebalan lapisan batuabara > 5 meter,

            3). Prosentase VRmap dengan Group Maceral.